Tampilkan postingan dengan label WAYANG PURWA G. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label WAYANG PURWA G. Tampilkan semua postingan

26 Januari 2014

Batara Guru -- gaya Surakarta

Batara Guru adalah raja para dewata yang berkahyangan di Jonggring Salaka. Ia memiliki banyak julukan, misalnya Sanghyang Jagadnata, Sanghyang Manikmaya, Sanghyang Caturbuja, Sanghyang Siwabuja, Sanghyang Pasupati, Sanghyang Jagadpratingkah, dan banyak lagi lainnya.

Dalam versi Sansekerta, tokoh ini dikenal dengan nama Shiva, yang juga berjuluk Mahadeva, Parameshvara, Mahesha, Jagatpati, Jagadguru, dan banyak lainnya. Ia merupakan satu dari tiga dewa utama, atau Trimurti.

Bentuk wayang dari Batara Guru ada banyak versi. Berikut adalah versi yang memakai mahkota dengan beberapa variasinya, yaitu wajah hitam dan wajah gemblengan; memakai janggut atau tanpa janggut,


Versi selanjutnya adalah Batara Guru yang memakai topong. Berikut adalah beberapa variasinya, baik itu yang berwajah gemblengan, putih, hitam; yang memakai janggut atau tanpa janggut.


Ada pula variasi Batara Guru memakai topong dengan wajah longok,


Kemudian ada pula Batara Guru dengan berbagai variasi hiasan keagungan,


Variasi lain Batara Guru yang lebih sederhana adalah menggunakan kethu di kepala,



----------------------------------------xxxxxxx----------------------------------------


Batara Guru sedang bertriwikrama dalam wujud raksasa bermata tiga, atau dikenal dengan nama Sanghyang Trinetra, bentuk wayangnya sebagai berikut,



----------------------------------------xxxxxxx----------------------------------------

Batara Manikmaya adalah nama Batara Guru semasa muda. Berikut adalah bentuk wayang dari Manikmaya saat masih belum memiliki empat lengan,


Adapula variasi Manikmaya yang sudah memiliki empat lengan, tapi belum memiliki kendaraan Lembu Andini,



----------------------------------------xxxxxxx----------------------------------------


Keratarupa adalah wujud Batara Guru saat menyamar sebagai pemburu untuk menguji tapa brata Arjuna. Berikut adalah bentuk wayangnya,



----------------------------------------xxxxxxx----------------------------------------




24 Januari 2014

Gorawangsa -- gaya Surakarta

Gorawangsa adalah raja raksasa dari Kerajaan Guargra yang menyamar menjadi Basudewa dan berselingkuh dengan istri pertamanya yang bernama Mahira. Dari perselingkuhan itu lahir seorang putra bernama Kangsa.

Dalam versi Sansekerta, ayah kandung Kansa bernama Ugrasena raja Mathura. Tetapi dalam versi Jawa, Ugrasena adalah adik Basudewa, sehingga terhitung masih paman Kangsa.

Berikut adalah bentuk wayang Gorawangsa, yaitu raja raksasa dengan rambut odolan gimbal,


Variasi lain dari Gorawangsa adalah raja raksasa memakai praba seperti berikut, 



----------------------------------------xxxxxxx----------------------------------------




23 Januari 2014

Gendari -- gaya Surakarta

Gendari adalah ibu para Kurawa, atau istri dari Dretarastra. Ia memiliki adik yang sangat licik dan menjadi penyebab Perang Baratayuda, yaitu Arya Sengkuni.

Dalam versi Sansekerta, tokoh ini disebut dengan nama Gandhari, putri Suvala.

Berikut adalah beberapa variasi bentuk wayang Gendari.



----------------------------------------xxxxxxx---------------------------------------




Gatutkaca -- gaya Surakarta

Gatutkaca adalah putra Bimasena yang lahir dari Arimbi. Ia menjadi raja di Pringgadani dan memiliki beberapa nama lain yaitu, Tetuka, Arimbyatmaja, Senaputra, Kacanegara, Purbaya, dan Bimasuta.

Dalam versi Sansekerta, tokoh ini disebut dengan nama Ghatotkacha, merupakan putra Bhimasena dan Hidimbi yang tinggal di negeri Purobhaya.

Berikut adalah bentuk wayang dari Gatutkaca,


Ada pula Gatutkaca dengan warna badan hitam, biasanya digunakan untuk adegan lapangan atau untuk pertarungan.


Meskipun pakaian pusaka Gatutkaca yang bernama Kotang Antrakusuma berada di bawah lapisan kulit, namun ada beberapa seniman yang berkreasi dengan membuat wayang Gatutkaca memakai pakaian tersebut di luar kulit,



----------------------------------------xxxxxxx----------------------------------------


Gatutkaca memakai mahkota, digunakan untuk adegan pada saat dia dinobatkan menjadi raja Pringgadani, atau saat ia menjadi raja Selakanda Warubinangun, bergelar Prabu Sumilih.



----------------------------------------xxxxxxx----------------------------------------


Gatutkaca berpakaian rampek, bisa digunakan untuk adegan Gatutkaca menyamar menjadi cantrik atau samaran lainnya. Juga bisa digunakan untuk peraga anak Gatutkaca yang bernama Suryakaca.



Begawan Sidolamong adalah Gatutkaca yang menyamar menjadi Pandita gila